05 August 2008

Kunci Sukses Gereja di China

Oleh Grace Suryani

Suatu hari, saya pulang dari gereja. Di jalan saya ngobrol dengan teman-teman saya. Topik kami: apa bedanya gereja di China dengan gereja di Indo?

Di China saya beribadah di satu gereja kecil tapi punya iman sangat besar. Punya iman yang bisa mengoncang surga. Tempat ibadah kami itu sempit sekali. Kami harus duduk berdesak-desakan. Malahan sering banget saya kebagian tempat duduk persis di sebelah WC. Gereja saya ngga punya band. Kami cuman kebaktian pake piano. Yang maen piano juga biasa aja. Pemimpin pujiannya juga orang-orang biasa. Ada kasir rumah sakit, ada guru. Ngga ada yang punya kemampuan MC yang wah untuk menarik jemaat. Lagu-lagunya juga lagu-lagu biasa. Yang khotbah juga orang-orang biasa. Ngga ada yang lulusan STT. Mereka semua orang-orang 'awam.' Ada yang dokter, dosen. Pokoknya semua orang biasa.

Tapi guys, suasananya luar biasa. Saya belum pernah di Indo dateng ke satu kebaktian yang suasananya bisa menandingi atmosfir penyembahan di gereja itu. Begitu jemaat berdiri dan kita nyanyi satu lagu, suci-suci-suci, hadirat Tuhan langsung turun. Begitu pemimpin pujiannya membacakan satu bagian dari mazmur, hati saya bisa langsung nyesss, seolah-olah Tuhan sendiri yang berbicara. Kalau pas pengkhotbahnya yang notabene orang-orang awam khotbah, semua jemaat diam. Saya sendiri bisa terheran-heran, apa yang mereka bicarakan, banyak yang saya sudah tau, tapi kalau mereka bicara itu beda. Mereka punya kuasa. Mereka tidak khotbah dengan bahasa yang tinggi-tinggi, mereka ngga pernah kutip kata-kata orang-orang terkenal, mereka khotbah dengan bahasa yang sangat sederhana sehingga saya yang mandarinnya pas-pasan aja bisa ngerti dengan jelas.

Apa sih yang mereka khotbahkan?! Berkat?! Kesembuhan?! Bisnis lancar?! NGGA. Dari minggu ke minggu yang mereka khotbahkan intinya selalu sama: PENGABARAN INJIL. Topiknya bisa beda-beda, tapi intinya selalu sama: PI. Mereka juga bicara soal kasih Tuhan, soal pengampunan, soal tanggung jawab, tapi mereka selalu membawa kepada PI. Berapa banyak orang yang sudah kamu bawa kepada Tuhan?! Apa semua keluargamu sudah percaya?!?!

Dan kalau denger kesaksian mereka, saya dan temen-temen saya selalu terharu. Kesaksian mereka 'beda' dengan yang kita sebut dengan kesaksian di Indo. Biasanya di Indo orang bersaksi, dulu saya sakit dan puji Tuhan sekarang sembuh. Bisnis saya dulu bangkrut, puji Tuhan sekarang lancar. Tapi di China. Ada kesaksian tentang seorang anak perempuan. Papa mamanya ngga percaya Tuhan. Tiap kali anaknya berdoa selalu diomelin. Kalau di Indo kita pasti berharap akhirnya papa mamanya percaya. Memang akhirnya papa mamanya percaya. Tapi papa mamanya percaya justru di hari PEMAKAMAN anak perempuan itu. Anak itu akhirnya mati karena kecelakaan yang tragis. Menurut kita itu ngga happy end. Tapi setelah papa mamanya percaya Tuhan, mereka selalu bawaorang ke gereja. Pernah di satu kebaktian mereka bawa 8 orang dan mereka semua jadi percaya Tuhan!

Ada kesaksian tentang seorang pensiunan kepala sekolah yang akhirnya bertobat. Empat hari sesudah dia bertobat, dia bawa dua orang percaya Tuhan. Enam bulan kemudian, dia buka satu persekutuan di rumahnya! Kepala sekolah ini tiap kali baca alkitab pasti nangis. Dia menyesal kenapa ngga dari dulu percaya Tuhan!

Ada lagi kesaksian tentang seorang yang bisnisnya bangkrut, karena stress dia sakit parah, lalu di rumah sakit dia percaya Tuhan Yesus (kalau di Indo biasanya 'akhirnya happy ending' penyakitnya sembuh, bisnisnya lancar), tapi dia ngga. Setelah dia percaya Tuhan Yesus, sakitnya tambah parah. Akhirnya MATI. Ngga happy end kan?! Itu kan menurut kita. Menurut Tuhan itu happy END!

Kesaksian yang laen tentang seorang suami, istrinya meninggal (ngga disembuhkan Tuhan loh!) Trus dia malah kesaksian. Selesai kesaksian dia nyanyi satu lagu. You Yi Wei Shen (There's God).

Guys, can u see the difference?! Mereka TIDAK PERNAH MEMIKIRKAN KENYAMAN MEREKA! Itu bedanya dengan kita. Yang mereka pikirkan itu kemuliaan Tuhan, jiwa-jiwa bukan bisnis lancar! Bukan kesembuhan! Pikiran mereka selalu bertanya gimana caranya supaya ada lebih banyak lagi orang yang percaya sama Tuhan. Fokus dari anak-anak Tuhan di China itu adalah jiwa-jiwa, jiwa-jiwa dan JIWA-JIWA. Mereka ngga pernah berdoa minta sound system terbaru, mereka tidak pernah berdoa untuk mobil pastori yang baru. Boro-boro mikir mobil, punya sepeda aje udeh Haleluya Puji Tuhan! Yang mereka doakan adalah, TUHAN NYATAKAN KEMULIAAN-MU. Tambahkan jumlah orang-orang yang percaya. Kau sudah berkati kami dengan kasih-Mu yang melimpah, kami mau orang-orang laen juga percaya, juga menikmati kasih-Mu. Ngga heran kalau jumlah orang percaya terus bertambah! Karena MEREKA TIDAK PERNAH MEMIKIRKAN DIRI SENDIRI. Yang mereka pikirkan itu Tuhan! Gimana Tuhan ngga mengabulkan doa mereka, kalau mereka meminta apa yang jadi kerinduan Tuhan?!

Guys, saya ngga bilang tidak boleh berdoa supaya bisnis lancar, bukan itu. Tapi kemana fokus hati kita! Berapa sering di Indo kita khotbah soal PI?!?! Satu bulan satu kali itu udeh banyak. Mereka tiap minggu! Dan ngga ada yang bosen. Kenapa?! Karena siapa pun yang khotbah, ada kuasa Tuhan yang bekerja dan banyak yang bertobat.

Hari ini, sebelon selesai kebaktian, ada seorang dokter yang bilang, bahwa dia yakin bahwa Tuhan PASTI akan menambah jumlah orang-orang percaya. Dia ngga bilang, "Semoga Tuhan menambah jumlah orang-orang percaya," atau "Kalau Tuhan berkehendak." Dia bilang, "Tuhan PASTI". Itu yang saya bilang iman yang bisa mengoncang surga. Mereka orang-orang yang sederhana, tapi mereka orang-orang yang mengerti HATI TUHAN! Saya sih ngga heran kalau nanti di surga saya melihat ada encim-encim yang jualan sayur di pasar punya kedudukannya lebih tinggi dari banyak pendeta. Karena dia mengerti hati Tuhan! Kemana hati Tuhan tertuju? JIWA-JIWA. Itu hati Tuhan.

Di Indo kita ribut soal transformasi tapi masalahnya itu ngga akan bisa terjadi kalau orang-orang Kristen di Indo terus bersikap kayak anak-anak MANJA, yang cuman peduli dengan kesehatan saya, mobil saya, gereja saya, rumah saya, bisnis saya, saya saya, saya, dan saya. Selama ini gereja cuman peduli dengan KESEJAHTERAAN gerejanya. Gereja cuman peduli sama nama baik gereja, tata tertib gereja, mobil gereja, doktrin gereja, sound system gereja. Pernah ngga sih kita berpikir, "Apa Tuhan seneng denger doa yang isinya cuman berkati saya, berkati saya?"

Guys, GROW UP!! STOP MIKIRIN DIRI SENDIRI. Pikirkan orang laen! Pikirkan gereja lain. Jangan cuman kebutuhan gerejamu! Pikirkan negaramu, jangan cuman dirimu! Guys, saya dan teman-teman saya di sini berpikir. Kapan yah, kalau kita balik ke Indo kita bisa liat gereja-gereja berubah. Ngga saling berantem. Ngga saling tuding-tuding, "Sesat loe! Gereja gue paling bener, paling sah." Kapan yah kita bisa liat anak-anak muda di banyak gereja, bisa puji Tuhan dengan semangat sekalipun tanpa musik? Kapan yah kita bisa liat anak-anak Tuhan di Indo punya semangat yang berkobar-kobar untuk PI ke orang-orang disekelilingnya? Kapan yah kita bisa denger kesaksian-kesaksian yang lahir dari kesesakan bukan cuman karena dapet rejeki nomplok, atau lulus ujian? Kapan ya?

Saya rindu, itu sudah terjadi sebelum Tuhan Yesus datang kembali.


Di copy dari milis tetangga.

No comments: