23 July 2008

PU: STOP KATAKAN SAYA SIBUK

Persekutuan Umum 17 Juli 2008
Pembicara: Kak Mariani

Firman dimulai dengan pertanyaan ”mengapa saya sibuk?” Mengapa dalam hidup kita ini terasa sibuk sekali? Dari sana ada 3 hal kemungkinan yang bisa jadi jawaban:
1. Karena kalau tidak sibuk akan terlihat aneh.
2. Karena terbawa arus sibuk di sekeliling kita.
3. Karena saya kesepian dan butuh teman. Orang yang saya inginkan adalah orang sibuk, sehingga saya bisa terikut dengan kesibukannya.

Kak Mariani juga memberikan ilustrasi fabel ”angsa emas.” Adalah seorang petani dengan angsa miliknya. Suatu saat ketika dia ke kandang untuk mengambil telur angsa, dia kaget karena melihat telur yang dihasilkan adalah telur emas. Dan untuk memastikannya, petani tersebut ke kota untuk mengecek apakah ini memang telur emas yang asli, ternyata memang itu benar emas asli. Tiap hari angsa itu menghasilkan telur emas dan semenjak itu pula kehidupan petani berubah semakin baik.
Namun suatu saat si petani berpikir ”tiap hari angsa itu menghasilkan telur emas, hmmm.. pasti diperutnya banyak telur emasnya” kemudian petani mengambil angsa itu dan membelah perutnya, namun sayang dia tidak menemukan emas di dalamnya. Akibat dari perbuatannya itu maka kehidupan petani itu kembali lagi seperti semula.
Pelajaran yang dapat diambil dari fabel di atas adalah diperlukan keseimbangan antara produksi (telur emas) dan kemampuan produksi (si angsa). Dan yang sering kali terabaikan adalah kemampuan produksi. Dan satu contoh yang cukup mengena adalah ”komputer merupakan aset yang produktif, untuk mengerjakan tugas ataupun entertainment, tapi siapa yang rajin mendefrag komputernya? Atau ketika di colek CPUnya penuh debu atau tidak?”

Untuk mengoptimalkan kemampuan produksi, ada 4 dimensi yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Dimensi FISIK, meliputi pemeliharaan fisik seperti menkonsumsi makanan yang sehat, istrirahat yang cukup, olahraga secara teratur
2. Dimensi SPIRITUAL yang merupakan inti hidup. Marthin Luther (tokoh reformasi gereja) mengatakan ”ada begitu banyak kegiatan yang harus saya kerjakan hari ini sehingga saya perlu menambah jam doa 1 jam lagi.” Bagi Martin Luther doa merupakan sumber kekuatannya. Dan dia juga meneladani YESUS KRISTUS dalam Markus 1:35 ”Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa disana.” Demikian juga kita harus memiliki waktu pribadi dengan TUHAN dan waktu yang terbaik adalah sebelum kita mengawali aktifitas kita.
3. Dimensi MENTAL, yaitu dimensi yang berkaitan dengan cara orang mendidik dirinya sendiri, seperti membaca buku-buku atau literatur yang baik.
4. Dimensi SOSIAL/EMOSIONAL. Kita dapat memperluas dimensi sosial kita dengan memupuk, memelihara dan merawat persahabatan dengan berbagai kalangan

MEMBONGKAR KEBIASAAN YANG TIDAK EFEKTIF
Berikut ini adalah kebiasaan-kebiasaan atau mentalitas yang tidak membangun:
1. Menyalahkan orang lain atas kondisi tidak menguntungkan yang dialami dirinya.
2. Membandingkan diri dengan orang lain dan celakanya selalu membandingkan dengan yang di atasnya, sehingga membuat diri merasa kurang.
3. Menjadi orang yang reaktif (orang yang tergantung mood), orang yang reaktif, senang kalau mereka diperlakukan dengan baik. Jika tidak, mereka cenderung menjadi defensive dan protektif. Hal ini membuat efektifitas mereka berkurang karena harus menunggu mood yang tepat untuk menjadi efektif.

Kemudian Kak Mariani menjelaskan bahwa banyak orang merasa dirinya sibuk atau memang jadwalnya padat namun sering kali kesibukannya tidak mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Sehingga perlu kita untuk menseleksi lagi setiap kegiatan kita, apakah yang kita lakukan merupakan hal yang produktif atau tidak. Dalam kesempatan tersebut Kak Mariani, memberikan training dalam membuat agenda kegiatan agar kita lebih terarah dan waktu kita dapat digunakan dengan efektif.

Berikut adalah cara mengisi jadwal bulanan:
1. Isikan kegiatan-kegiatan yang pasti, seperti kuliah, persekutuan, KTB, dll
2. Isikan juga peran kita dalam kegiatan itu, seperti mahasiswa, pembicara, dll
3. Isikan juga tujuan kita, contohnya mahasiswa tujuannya kuliah untuk belajar
4. Kemudian tentukan prioritas kegiatan, apakah kegiatan itu penting atau mendesak? Sehingga kita bisa memilih kegiatan mana yang harus didahulukan

Dari persekutuan umum tersebut, mari kita mulai untuk merawat “angsa” kita. Belajar untuk membuat jadwal dan menentukan prioritas yang penting. TUHAN memberkati.


Reported by
Ajung - Teknologi Industri 2005

No comments: