~ Chapter 2: Ditch of Obedience ~
Tantangan: kelompok yang mendapat "chance" terbanyak yang akan mendapatkan "star"
Pelajaran: ada 3 hal pelajaran. Pertama, di dunia ini ada dua macam orang: yang selalu melihat kesempitan di setiap kesempatan dan yang selalu melihat kesempatan di setiap kesempitan. Banyak di antara kita tentu sudah pernah mendengar kisah dua sales sepatu yang diutus untuk survey ke satu desa di pedalaman Afrika. Ketika tiba saatnya mereka memberikan laporan, sales pertama mengatakan, "Wah, percuma Boss, di desa itu tidak ada orang yang bersepatu. Percuma saja buka cabang di sana, nggak ada yang bakalan beli!" Tetapi sales kedua mengatakan yang sebaliknya, "Luar biasa Boss! Di desa itu tidak ada seorangpun yang bersepatu. Satu potensi pasar yang luar biasa menunggu kita di sana!" You see, kondisinya yang ditemui kedua sales itu sama persis. Orang Jawa bilang, "pleg ketepleg!" Tetapi respon kedua sales tersebut sangat kontras. Jadi bukan klaim diri, pengakuan, pengetahuan, atau gelar-gelar tetapi respon seseorang dalam kondisi kritikallah yang menunjukkan jati diri orang itu yang sesungguhnya. Situasi ini mirip dengan kisah ke-12 pengintai yang diutus Musa untuk memata-matai Kanaan (temukan kisah serunya di Bilangan 13-14:38). 10 pengintai melihat kesempitan ketika ada kesempatan. Sebagai bangsa yang baru lolos dari perbudakan, laporan ke-10 pengintai ini sangat realistis dan sangat masuk akal. Hanya 2 pengintai, Yosua dan Kaleb, yang melihat kesempatan dalam kesempitan yang ada. Kedua orang ini memilih untuk lebih mempercayai dan tunduk TUHAN dari pada menyerah kepada situasi. "Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk... janganlah memberontak kepada TUHAN, ... TUHAN menyertai kita..." (Bilangan 14:8-9). Sikap ini menentukan akhir hidup mereka: 10 pengintai binasa (kena tulah) di padang gurun! Mereka sudah mengalami dan menyaksikan kedasyatan TUHAN ketika membawa mereka keluar dari Mesir. Mereka melewati laut yang terbelah. Mereka melihat tiang awan dan tiang api. Tetapi mereka binasa di tengah jalan karena menyerah pada situasi (baca: menolak percaya pada TUHAN). Sementara itu, Yosua dan Kaleb, sekalipun mereka minoritas, tidak realistis alias terlalu fanatik, dan nyaris kehilangan nyawa, mereka masuk tanah Perjanjian! Hip hip, huraaiii! Hip hip, Halleluya!!! Tapi, sssstt.... ngomong-ngomong, Anda termasuk tipe orang macam mana? So, gak perduli kamu sudah seaktif apa dalam pelayanan jika tema besar hidupmu tidak tunduk dan taat pada TUHAN, semuanya itu sia-sia! Kamu hanya mirip orang percaya, karena "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:21). Jika Kamu perhatikan beberapa ayat sesudah Tuhan Yesus mengatakan hal tersebut, jangan heran dengan dalih yang diajukan oleh 'para pembuat kejahatan' ini yaitu mereka merasa sudah melayani Tuhan dengan luar biasa. Mungkin sekali yang terjadi adalah mereka melayani untuk kepentingan dan dengan mengandalkan cara mereka sendiri. Jenis pelayanan seperti ini dapat dideteksi dengan mudah yaitu lebih banyak rapat dan berdebatnya dari pada berdoanya. Kalau rapat bisa berjam-jam lamanya. Tapi kalau harus berdoa untuk mencari pimpinan dan pertolongan Tuhan mungkin hanya bisa tahan berdetik-detik. Bagaimana?
Pelajaran ketiga, singkat saja, melalui tantangan ke dua ini, kita dapat dengan mudah menemukan bahwa sempitnya saluran justru menjadi berkah. Coba bayangkan kalau kita pakai sungai bengawan solo (tuk..tuk..tuk... gubrak). Dalam setiap kesempitan selalu saja ada kesempatan. Naa, berkaitan dengan jalan yang sempit, Kristus memperingatkan kita semua demikian, "Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Matius 7:13-14 ). Naa, Kamu sedang menuju pintu yang mana, yang menuju pada kehidupan, atau yang menuju pada kebinasaan?
No comments:
Post a Comment