26 September 2007

Weekend 2007: The Moment of Change (part 1)

Berikut ini adalah kisah-kisah seru Weekend PMK MC 2007.


Berduapuluh orang, 11 motor, kami tiba di lokasi penginapan sekitar jam 16.30an. Sempat ada beberapa motor yang nyasar dan didekat lokasi ada satu motor yang terpisah. Tapi akhirnya semua dapat ngumpul dengan selamat sentosa dan penuh semangat. Ban motor Aheng ada pakunya, tapi aneh bin ajaib sampai balik tidak gembos (jangan-jangan bannya dipakein ajian kebal ya Heng?)
Sembari istirahat kami nungguin pemilik penginapan siapin kasur-kasur tambahan. Ada yang segera mandi tapi ada juga oknum-oknum yang menunda mandi sampai besoknya hehehe...

Acara pertama adalah perkenalan dan keakraban yang dipandu oleh Ms. Hoki Poki (alias Yeyen). Seru dan mengundang gelak tawa karena masing-masing peserta juga diminta menggambar wajah idaman dan menceritakannya (Mohon maap, foto-foto dengan wajah idaman masih ada dilaptop Veve, jd belum bisa di upload di sini).

Setelah perkenalan dan keakraban, seharusnya makan malam, tetapi apa boleh buat, soto ayamnya belum siap, so kami semua makan snack berat: ketela goreng yang rasanya tak kalah dengan donut J'Co. Paduan rasa bumbu khas desa dengan manisnya ketela memberikan rasa yang sensasional, nendang dan 'kong' nyusss hehehe. Tak heran apabila ketela yang banyaknya hampir satu baskom nyaris punah dalam sekejab.

Setelah kenyang, kami masuk acara "The Moment of Change." Ms. Vera memimpin acara pujian dan penyembahan dan setelah itu di sambung dengan acara 'kabar sukacita tentang bagaimana mendapatkan hidup kekal.' Syukur kepada TUHAN! Acara yang dibawakan dengan banyak ilustrasi dan dalam suasana yang 'santai' ini ternyata cukup menantang setiap peserta yang mendengarkannya. Ada beberapa rekan yang meletakkan tangan di dada sebagai tanda memutuskan untuk menerima hidup kekal. Dan hampir semua meletakkan tangan di dada untuk memperbaharui janji dan hidup sebagai pemuda-pemudi yang sudah menerima hidup kekal. Kiranya TUHAN berkenan memakai moment ini untuk terus menyatakan pimpinan dan karya-Nya yang indah dalam hidup setiap peserta. Kiranya juga setiap peserta, kian menikmati dan sekaligus tidak menyia-nyiakan karya dan kasih terbesar yang Kristus telah lakukan.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.30an. So kami langsung makan malam soto ayam yang jadinya dah agak dingin (hiks) tapi tetap saja ueenakk... terbukti ada beberapa orang yang sampai nambah. Ternyata jatah beberapa teman yang mendadak tidak ikut weekend bisa menjadi sumber sukacita dan berkah bagi peserta yang ikut hehe. Nah setelah acara makan, kami langsung masuk acara api unggun. Ada wedang jahe kental yang benar-benar cocok karo hawane. Di api unggun kami sempat main-main 'gelas bertuah' yang memakan beberapa korban. Tapi sayang sekali malam itu agak gerimis, so main-mainnya dilanjutin di aula, yakni berkisah cerita-cerita lucu. Ternyata yang paling lucu adalah Mr. Andre yang tidak punya cerita lucu hahaha...

Berhubung malam juga sudah larut, sementara besok ada banyak misi yang harus diselesaikan, maka acara segera disudahi. Namun ya namanya anak-anak muda, ternyata tidak semua langsung tidur, tapi ada yang cerita-cerita di kamar, ada yang iseng ketok-ketok kamar tetangga, ada yang perang 'gas,' dan ada yang ngejar lanjut bikin laporan (hiks, bikin terharu).

Malam berlalu dengan cepat, satu persatu terlelap, dan hari Minggu tiba. Jam 06 ada doa pagi bersama. Ms. Irfa memimpin doa pagi lengkap dengan renungan dan refleksinya. Meski ini adalah pengalaman pertamanya tapi ternyata dia memimpin doa pagi dengan baik. Setelah doa pagi, ada yang menyempatkan diri mandi dulu meski dingin. Tetapi seperti pepatah bilang ada gula ada semut, ada yang mandi ada banyak yang tidak mandi. Naa, coba perhatikan baik-baik foto pagi ceria ini, Anda dapat dengan mudah mendeteksi siapa yang udah mandi dan siapa yang belum mandi (tapi tetap pede abis).
Sarapan pagi kami adalah nasi goreng telur. Dan lagi, jatah telurnya melimpah... hehe nnaak nnnaannn.
Setelah sarapan, sayang sekali Mr. Decky dan Mr. Andre pulang karena ada urusan. So kami tinggal berdelapan belas dan tetap bersemangat untuk melahap setiap tantangan outbond yang menanti. Bersemangat!!!



Outbond kali ini memperebutkan 8 stars.
Kelompok yang mengumpulkan star terbanyaklah yang akan keluar sebagai pemenangnya.
Ada 2 kelompok yang berlaga :]
Kelompok SpongeBob dikomandoi oleh Yuda beranggotakan Aheng, Aldo, Dewi, Irfa, Leni, Sandy, dan Yeyen.
Kelompok Patrick dikomandoi oleh Ongky beranggotakan Akin, Delfi, Fitri, Leo, Novita, Ricky, dan Vera.
Fasilitator & dokumentasi oleh Ajung & Welly


here we go...



18 September 2007

Weekend Challenges !!!

Doakan, dukung, dan ikuti !



Weekend tinggal beberapa hari lagi. Berikut program weekend yang kami siapkan.

Sabtu, 22 September 2007:
13.30-14.15 kumpul di home base PMK Melisia Christi.
14.15-15.00 berangkat menuju tempat penginapan di Kaliadem.
15.00-16.oo mandi n siap-siap
16.00-17.30 ice breaking
17.30-18.30 dinner
18.30-20.30 The Moment of Change.
20.30-22.00 api unggun n wedangan
22.00-06.00 bobok

Minggu, 23 September 2007:
06.00-06.30 doa pagi
06.30-07.00 mandi (yg mau hehe..)
07.00-07.30 sarapan
07.30-08.00 siap-siap n briefing outbond
08.00 - 13.00 !!! UNFORGETABLE OUTBOND !!!
13.00-14.00 makan siang
14.00-15.00 foto-foto n packing
15.00-16.00 balik Jogja



Berikut ini zona outbond weekend yang sabtu lalu sudah kami survey.
Sejuknya bayu pagi, bugarnya tirta gunung, dan keharuman hutan pinus akan menemani kamu melewati 5 chapters yang penuh tantangan sekaligus sukacita! Detil bentuk tantangan tidak kami sebutkan di sini, off course biar surprising!! Yang jelas semuanya menguji ketangguhan, mentalitas, daya tahan, ketelitian, semangat dan kerja sama tim.
Here there are...


Chapter onE
~ bridge of hope ~
Petualangan kita akan dimulai di sini:
20 meter lebih di atas sungai kecil!!!
Semua anggota tim harus tenang, cepat, dan saling percaya. Berani?



Chapter twO
~ ditch of obedience ~
Di sini ketaatan dan kepekaan menjadi dua hal yang tidak mungkin ditawar!!! Dan yang jelas: siap berbasah-basah! Sejuknya dan beningnya air pegunungan ini bisa memisahkan dua macam manusia: yang melihat kesempatan dalam kesempitan atau yang melihat kesempitan dalam kesempatan. Kamu termasuk yang mana?



Chapter threE
~ river of faithfulness ~

Yang dibutuhkan di sini adalah kerjasama, ketekunan, kecepatan, dan kegigihan. Terdapat dua misi menantang yang menanti untuk diselesaikan bersama. Siapa cepat dia dapat!



Chapter fouR
~ stones of sacrifice ~
Ketajaman, kesungguhan, dan kekuatan dibutuhkan untuk menyelesaikan 2 misi di jalanan berbatu ini. Tim kamu bebas memilih: tanpa pengorbanan, sedikit pengorbanan, atau yang penuh pengorbanan. Tidak ada paksaan tetapi setiap jerih lelah tidak akan sia-sia.


Chapter fivE
~ forest of courage ~
Perjalanan kita akan berakhir di hutan pinus ini. Tim kamu harus menyelesaikan misi terakhir ini yang mengharuskan setiap anggota tim menghadapinya satu persatu! Apabila waktu masih memungkinkan, kami sudah menyiapkan 1 misi cadangan yang sangat seru dan menantang!



So, why don't you join us?
Mengingat terbatasnya panitia dan tempat, maaf, kami hanya dapat menerima 40 peserta. Sampai Selasa sore sudah terdaftar 23 peserta. Pendaftaran ditutup setelah jumlah peserta memenuhi target atau pada hari Kamis malam (setelah Persekutuan Umum).
Kontribusi peserta hanya Rp. 25.000,-
(khusus untuk peserta NCD "Djogdja I'm In Love" akan mendapatkan voucher sebesar Rp. 10.000).


Informasi dan pendaftaran hubungi
Ajung di 08195661187
Vera di 081310290791
Melisia di 085282007487

17 September 2007

Persekutuan Umum 20 September 2007

Klik pada gambar untuk memperbesar.


Dear all,
Jangan lewatkan kesempatan persekutuan + pelatihan yang didjamin 100% sangat penting buat masa depanmu. Dengan dukungan doa para alumni+pengurus dan dengan nara sumber yang berpengalaman, kami sungguh rindu acara-acara seperti ini dapat kian membentuk hidup kita semua semakin efektif di hadapan TUHAN dan sesama. Mau?

Untuk alumni dan semuanya, doakan acara ini ya, agar TUHAN berkarya dengan nyata mulai dari persiapan pembicara dan persiapan pengurus (mempersiapkan tempat, latihan musik, bagi-bagi undangan, ajak teman, tempel poster, doa pribadi, dkk) sampai waktu pelaksanaan (cuaca, keamanan, listrik, penjemputan, puji-pujian, doa-doa, lokakarya, ramah tamah setelah acara, dan PEMBAHARUAN+PERTOBATAN SETIAP HATI yang datang). Doakan pengurus agar acara ini semakin membuat mereka serius mengerjakan dan mempersiapkan masa depan mereka di dalam TUHAN. Doakan juga agar melalui undangan, poster, dan ajakan langsung ada banyak teman-teman yang rindu datang.

14 September 2007

Berita Dukacita



Jenazah disemayamkan di Ruang E - PUKJ (Jl. Wates, Jogyakarta)
Ibadah penutupan peti: Jumat, 14 September 2007, pukul 10.00 WIB
Ibadah pemberangkatan jenazah: Minggu, 16 September 2007, pukul 09.00-10.00 WIB
Jenazah akan dikuburkan di TPU Gunung Sempu - Bantul - Jogyakarta



Kontak: Eko Djailanto (08164261758 atau 08886836866)


Sekilas mengenai Sdr. Eko Djailanto:
Kuliah angkatan 1989, Jurusan Teknik Sipil UAJY. Dia dulu dikenal sebagai fotografernya MC karena selama aktif di PMK MC, dia melayani sebagai 'tukang foto' di hampir semua acara.

10 September 2007

NCD 2007: Djogja I'm Love

Alkisah...
Pada suatu Sabtu pagi yang cerah di hari pertama bulan September 2007...



Chapter 1: Djogjakarta




Berkumpullah di Kampus III UAJY: sekelompok anak muda yang siap menempuh ekspedisi 12 jam penuh sukacita, penuh tantangan, penuh kenalan baru.





Setelah mengarungi jalan Solo dan Malioboro, kumpulan ini dapat dengan mudah menduduki dan mengerumuni benteng Vrederburg pada pukul 07.48 WIB.

Semua senang, semua bahagia, semua tersenyum...



Di dalam benteng mereka membentuk formasi lingkaran sukacita bernama "jalan serta Yesus."
Goyang kaki kiri, kaki kanan, lompat ke depan, lompat ke belakang, ke depan lagi hip, hup.. hip hip hup...




Lalu saling bertukar dan berebut kode rahasia sukacita ...




Sebagian kemudian berhasil menduduki meriam kuno en cissss....




Sebagian lagi mengerumuni abis meriam kuno yang lain... Aneh tidak? Maksud semula tentu ingin foto dengan meriam, namun apa daya: bergaya di depan kamera lebih menggoda





Sebagian lainnya lagi menyusup ke dalam benteng...
penuh semangat (cocok untuk iklan minuman energi :p)





Yang lainnya lagi berusaha menyamar jadi poster tapi gagal karena terlalu cute ?





Setelah puas mengaduk-aduk isi benteng mereka beralih keraton Yogya.
Pukul 09.37 mereka berhasil menduduki dan mengerumuni gerbang Kraton.




Dan melakukan ritual yang tidak mungkin ditiadakan:
foto-foto n pasang wajah semanis mungkin.




Kumpulan ini berhasil 'menyandera' seorang abdi dalem keraton.
Kira-kira apa ya yang dipikirkan oleh Mbah Abdi itu?



Dari Kraton mereka langsung menyerbu ke Taman Sari. Dan seperti yang sudah-sudah, tempat ini pun dapat dengan mudah diduduki rame-rame. Seperti terlihat pada gambar di atas, tepat pukul 10.40 mereka sungguh-sungguh menduduki tangga utama menuju kolam pemandian para putri.





Setelah itu, langsung berkeriapan menuju Masjid bawah tanah.
Terlihat di sini beberapa di antara mereka muncul dari lubang.





Dan yang ini masih berkeriapan dan berjubel di lorong...




Chapter 2: Borobudur



Setelah puas foto-foto di Masjid bawah tanah, rombongan bergegas menuju Candi Borobudur. Diperlukan kira-kira 1 jam untuk sampai di sana. Rombongan sempat tertahan selama 30 menit di gerbang masuk karena ada perubahan kebijakan (mendadak) dari pihak manajemen. Setelah urusan tiket kelar, rombongan menuju lokasi yang banyak ditumbuhi pohon untuk recharging perut dan sharing kelompok.




Naa, kira-kira seperti ini suasa lunchnya. Menu kala itu: nasi, sayur, dan sekeping ayam goreng hehehe sampai ada yang sanggup menggasak 3 porsi (oo..oo.. siapa dia? heeee....)





Setelah makan, mereka sharing untuk lebih mengenal satu dengan yang lain.
Mereka berbagi tips bagaimana beradaptasi (makanan, suasana, gaya hidup, dst). Mereka juga diajak menghitung besarnya biaya yang harus orang tua mereka keluarkan semasa kuliah agar lebih sadar dan menghargai kesempatan yang diberikan. Kiranya hal kan diingat selalu:
!!! JANGAN PERNAH MENYIA-NYIAKAN BESARNYA UANG KULIAH HASIL KERINGAT ORANG TUA !!!



Setelah itu semua selesai, acara selanjutnya adalah 'battling zone' yaitu acara yang sengaja dikemas untuk menguji kekompakan dan ketangguhan kelompok. 



Kelompok KANTONG AJAIB


Kelompok HOKI POKI


Ini kelompok AJUNK (Anak Jogja yang Unik N Kreatif)


Kelompok ORCUTE (ORang CUTE, katanya sih... hehe... )



Game 1: Animal Formation.
Tantangan: setiap kelompok diminta membentuk formasi binatang. Hasilnya... ??? Anda sendiri yang menilai hehehe...



Kelompok Hoki Poki ini ceritanya mau membuat formasi ulat bulu.
Yang jadi kepala aja geli ngebayanginnya, apa lagi yang ngliat hahaha...



Coba terka apa yang Kantong Ajaib sedang coba tunjukkan di sini? Kalau Anda tahu jawabnya, benar-benar ajaib! Katanya sih, mereka sedang membuat formasi kalajengking. Whaaaduhhh.. klu kalajengking kayak gini, pasti buanyak buangget yang pada nyari.


Naaa... kelompok Ajunk ini lebih misterius lagi... Mereka lagi bikin apa coba? Jangan terkejut ya, mereka sedang bikin kupu-kupu! Pada versi videonya (tapi tidak bisa diupload karena size terlalu besar), Anda pasti terpukau melihat Ajung meliak liuk sebagai ekornya (tidak telihat di foto ini).


Dan yang terakhir adalah kelompok Orcute yang coba bikin ubur-ubur! Menurut hikmat kami sih, ini lebih tepat diberi judul "di bawah naungan kepak ketekna Andre" wakakaka... :p


Game 2: Sepidehman
Tantangan: 10 orang diikat pada bagian belakang dan dikasih satu kait pada bagian tengahnya. Mereka tidak boleh menoleh kebelakang dan tidak boleh bicara.  2 orang lainnya menjadi instruktur yang mengarahkan kelompok untuk mengait beban (gabus)  dan membawa ke tempat yang telah ditentukan.


Mencekam dan menegangkan karena klu tidak hati-hati beban gabusnya sewaktu-waktu bisa jatuh. Perhatikan ekspresi Budi (si jangkung berkacamata) sampai sedemikian amat sangat syeeriussss... hehe...


Duuhhhh... klu yang ini agak susah kasih komentarnya... soalnya gimana ya??? sementara yang lain serius mendengar arahan, ada satu oknum yang tingkah polahnya tidak wajar hahaha... (maap ya Ver hehehe...)


Game 3: The Dragons
Tantangan: kepala menangkap ekor lawan. Barisan tidak boleh terputus.


Whaaa...!!!! Kejarlah daku dan kau kan ku terkam!


Seru tenan ki...


Sampai mulai memakan korban... tapi tetap ketawa...



Nah ini bagian terakhir, acara free jemprat-jepret time.










Sebaiknya dikomentari apa ya? Ada usul?


last but not least:

Dengan adanya fotografer yang rela berdjoeang kayak gini, tidak heran apabila sebenarnya ada lebih dari 580 foto liputan (yang kami bagikan seluruh peserta dalam bentuk CD).


 
Terima kasih TUHAN
Terima kasih TUHAN untuk kesempatan indah yang Kau berikan untuk kami semua.
Terima kasih TUHAN untuk alumni dan orang-orang yang terus mendukung kami dalam doa sehingga acara ini dapat berjalan dengan baik.
Terima kasih TUHAN untuk beberapa alumni yang memberikan dukungan dana sehingga sangat meringankan beban kami untuk mencari dana.
Terima kasih TUHAN untuk Campus Ministry UAJY yang banyak memberikan dukungan.
Terima kasih TUHAN untuk setiap flyer yang kami bagikan dan poster yang kami tempelkan sehingga ada teman-teman yang melihat dan mengikuti acara ini.
Terima kasih TUHAN untuk waktu dan tempat untuk membuka stand di kampus 3.
Terima kasih TUHAN untuk orang-orang yang memberikan sumbangan ketika kami ngamen.
Terima kasih TUHAN untuk kesempatan kami bisa jaga parkir di Gereja St. Antonius Kota Baru.
Terima kasih TUHAN untuk setiap kue pastri yang boleh kami tawarkan dan jual (yang jumlahnya lebih dari 500 kue).
Terima kasih TUHAN untuk rapat-rapat yang boleh panitia lalui bersama, untuk setiap usulan, kritik, rencana, perbedaan pendapat, dkknya.
Terima kasih TUHAN untuk seluruh rangkaian acara NCD yang dapat berjalan dengan baik.
Terima kasih TUHAN untuk setiap peserta dan panitia yang mengikuti acara ini.
Terima kasih TUHAN untuk untuk teman-teman baru yang kami dan mereka dapatkan.
Terima kasih TUHAN untuk sopir mengantar kami dan bis yang kami tumpangi.
Terima kasih TUHAN untuk keamanan (alam dan politik) yang masih boleh kami nikmati sehingga acara ini dapat berjalan dengan baik.
Terima kasih untuk kasih setia-Mu yang tidak pernah meninggalkan kami.
Kiranya Engkau terus berkenan menjaga kami semua, kumpulan kecil ini, agar kami kian dan terus memuliakan nama-Mu.






Demikianlah kisah perjalanan Djogja I'm Love persembahan PMK Melisia Christi.
Terima kasih buat panitia yang sudah banyak berjuang mempersiapkan acara ini mulai dari rapat-rapat yang panjang, survey, persiapan, beli ini-itu, marahan, baikan, dan semuanya. Kiranya karya TUHAN kian nyata di dalam dan melalui hidup kalian!

08 September 2007

Murtad

Saya tak akan berpindah agama—dan dengan demikian sebenarnya saya memilih agama saya sekarang. Tapi saya sedih benar mendengar cerita orang yang dilarang memilih agama yang ingin dianutnya. Saya sedih mendengar kisah Revathi Massosai.

Perempuan Malaysia ini, yang sudah menikah dan beranak satu, lahir dari ayah ibu yang beragama Hindu tapi kemudian berpindah jadi Muslim. Dari pasangan ini ia mendapatkan nama Muslim. Tapi ia dibesarkan oleh neneknya, seorang Hindu, dan Revathi memilih mengikuti agama sang nenek. Di Malaysia, ini jadi masalah. Di negeri itu, orang yang berayah Muslim harus jadi seorang Muslim. Dan sebagai Muslimah, Revathi dilarang berpindah agama atau menikah dengan seorang yang tak seiman. Ia dilarang murtad.

Tapi di tahun 2004 Revathi kawin dengan seorang pria Hindu. Pasangan ini mendapatkan seorang anak perempuan.

Januari yang lalu ia datang ke mahkamah pengadilan agar secara resmi ia disebut sebagai seorang Hindu. Bukan saja usahanya gagal; ia malah ditahan para petugas. Ia dimasukkan ke ”pusat pemulihan akidah”. Dia ditahan sampai enam bulan. Tujuan para pejabat syariah Islam ialah untuk menjaganya agar ia tetap berada ”di jalan yang benar”—tentu saja ”jalan yang benar” menurut para pemegang otoritas iman di Malaysia.

Selama enam bulan dikungkung itu, ia harus mengenakan jilbab, menegakkan salat, dan lain-lain. Yang kemudian diceritakannya kepada dunia ialah bahwa juga kepadanya disajikan daging sapi—sesuatu yang bagi orang Hindu merupakan pelanggaran.

Pengakuan itu agaknya menimbulkan suara marah dari kalangan Hindu di Malaysia, dan para advokat pembela penguasa syariah di Negara Bagian Malaka itu pun buru-buru menjelaskan bahwa apa yang dikatakan Revathi tak benar. Mereka yakin, demikian dikutip BBC, bahwa perempuan itu masih bisa dibujuk untuk tetap tak meninggalkan Islam.

Revathi membantah.

Saya tak tahu, apa yang akan didapat para penguasa syariah Islam di Malaka itu sebenarnya: seorang Muslimah yang selamat rohnya dari api neraka, atau jumlah penganut Islam yang tak berkurang, atau seorang yang hanya pura-pura saja beriman kepada Allah tapi hatinya menderita dan tak ikhlas.

Saya tak tahu bagaimana orang-orang yang berkuasa di peradilan syariah itu menafsirkan kearifan terkenal Quran, bahwa ”tak ada paksaan dalam agama”.

Saya juga tak tahu pasti adakah segala usaha mencegah seorang dewasa memilih agamanya sendiri itu merupakan bagian dari politik waswas yang merundung Malaysia—yang menyebabkan soal identitas ”Islam” dipertautkan tetap dengan identitas ”Melayu”, hingga agama bukan lagi diyakini karena kesadaran, melainkan dipegang karena faktor genetik. Saya orang Indonesia, yang dengan agak bangga bisa mengatakan, di negeri ini keislaman tak secara otomatis dikaitkan dengan ras. Iman bukanlah sesuatu yang otomatis. Agama adalah akal, kata Nabi. Akal mengimplikasikan kemerdekaan berpikir dan memilih.

Memang harus saya katakan, saya seorang Muslim karena orang tua saya. Tapi saya sebenarnya bebas untuk tak mengikuti garis itu—sebagaimana orang-orang Arab dulu bebas untuk tak mengikuti kepercayaan nenek moyang mereka dan memutuskan untuk mengikuti Rasul Tuhan, dengan risiko dimusuhi keluarga sendiri dan masyarakat sekitarnya.

Memang harus saya katakan, saya memilih tetap dalam agama saya sekarang bukan karena saya anggap agama itu paling bagus. Saya tak berpindah ke agama lain karena saya tahu dalam agama saya ada kebaikan seperti dalam agama lain, dan dalam agama lain ada keburukan yang ada dalam agama saya. Sejarah agama-agama senantiasa terdiri atas bab-bab yang paling represif dan buas, tapi juga pasase yang paling mulia dan memberikan harapan. Agama menyumbangkan kepada kehidupan manusia secercah kesadaran, betapapun mustahilnya keadilan akan datang, nilai itu—dan segala sifat Allah—tetap memberi inspirasi. Agaknya itulah yang berada dalam inti iman.

Maka pada akhirnya yang penting bukanlah apa agama yang saya pilih dan Revathi pilih, melainkan bagaimana seseorang tetap berada dalam inti iman itu—bagaimana ia hidup dan bertindak.

Dalam inti iman, Tuhan tak dipersoalkan lagi. Bahkan seorang murtad tak bisa menggugat—sebagaimana tokoh Lazaro yang murtad tak bisa untuk tak merasa dekat dengan Don Manuel, pastor di kota kecil Spanyol dalam novel Migel de Unamuno, Saint Manuel Bueno, Sang Martir.

Saya teringat akan tokoh novel itu, sebab Don Manuel adalah seorang penolong, penyabar dan—menurut sang pencerita—suka mendahulukan ”mereka yang paling malang, dan terutama mereka yang membangkang”. Tapi ia juga padri dengan mata sedih.

Pandangannya meredup ketika ia mengatakan kepada seorang anak bahwa orang harus percaya kepada Neraka.

Bahkan Lazaro yang meninggalkan iman Kristennya menghormatinya dan jadi pembantunya. Berdua mereka merawat yang sakit, menemani yang kesepian, memberi makan yang lapar, menghibur yang berduka.

Pastor itu tak meminta Lazaro tetap jadi seorang Kristen. Ia hanya minta agar pemuda itu ”berpura-pura percaya”, meskipun tetap tak beriman, sekadar agar tak membuat heboh penduduk kota kecil itu. Don Manuel tak mendesakkan kebenaran, sebab kebenaran, seperti pernah dikatakannya kepada Lazaro, ”mungkin sesuatu yang begitu tak tertanggungkan, begitu mengerikan, begitu mematikan, hingga orang-orang biasa tak dapat hidup dengan itu”.

Ia sendiri mungkin tak percaya akan neraka; ia bersedih bila Tuhan membalas dendam. Tapi ia tak hendak meninggalkan agamanya, sebagaimana ia membiarkan Lazaro murtad. Pada saat yang sama, seluruh laku hidupnya menunjukkan bahwa harapan bisa terjadi—harapan sebagai bayang-bayang Tuhan yang hadir dalam tiap perbuatan baik dan ikhlas bagi mereka yang luka dan diabaikan.

Oleh: Goenawan Mohamad
(Majalah Tempo Edisi. 22/XXXIIIIII/23 - 29 Juli 2007)